Syair Perjalanan
Sebagai bentuk muhasabah, dan pengukur arah.
Minggu, 24 Juni 2018
TERNYATA
Tentang Tawadhumu yang meyakinkanku sejak dulu
Atau hanya taklid yang ku harapkan darimu
Aku seperti mempertanyakan seenggok idealismeku
Ku pikir sudah gerilya, membentang sayap wawasan dalam diriku.
Nyatanya aku tak benar-benar berilmu dalam Dakwah
Aku hanya seorang kader yang masih hitam-putih dengan sangat abu-abu
~SAZHAH~
Sabtu, 23 Juni 2018
MENIPU
Ku ceritakan pada semua yang ingin aku mereka mendengarnya
Tentang masa lalu dari persahabatan sampai percintaan
Aku membuat anganku nyata bersama masa kini
Bukan dalam bentuk nyata tapi dalam bentuk cerita
Aku ingin mereka mengetahui keinginan yang tak akan pernah tercapai
Karena menginginkan masa lalu hanyalah kefanaan yang abadi
Seperi dicintaimu misalnya,
Aku memang benar, mengawali dengan membencimu
Lalu kita memang dekat, namun hanya aku yang merasa sangat dekat.
Dan aku menjadikanmu angan masa lalu,
ku buat menjadi kenangan untuk ku ceritakan.
Tak apalah, biarkan aku begini.
Aku bahagia dengan begini, menipu diriku sendiri...
~SAZHAH~
'entah'
2015 silam, pertemuan sengaja yang mengejutkan.
yang menghantarkan kita pada dilemanya masing-masing.
Aku pernah sangat abadi di dalam angan dan tulisannya
Sosial medianya adalah tempat untuk menggambarkan kebahagiaannya bertemu denganku.
Dan aku adalah pengamatnya. aku menyadari semuanya.
Namun aku bisa apa?
Seperti misteri, aku selalu di hantui oleh pertanyaan yang enggan ku temui jawabannya.
Sisi lain diriku selalu membuat pernyataan; Untuk apa? Kini kau sudah mempunyai naungan abadi, hargai ia dan lupakan semuanya.
Namun terkadang sisi lain diriku mendobrak masa silam yang masih selalu bertemu labirin dan bergantung pada kata 'entah'.
~SAZHAH~
Oh My God, ada apa denganku?
situasi yang tiba-tiba saja membuat aku bertanya dan mencari jawabannya.
seperti berada di titik yang paling jauh dari kepribadian yang masih entah bagaimana?
Sejatinya aku tak benar-benar paham terori jati diri,
Apakah aku sudah menemukan itu atau belum pun aku tak tahu!
Kadang aku merasa percaya diri dengan beigitu arogan dalam melakukan sesuatu,
Terkadang pun aku merasa sia-sia dan benar-benar tak berdaya.
Aku belum menemukan kestabilan,
tawazun dalam hidup yang sudah sempurna ini agamanya.
Aku menikah di usia 20 tahun,
Itu yang ku inginkan dan tercapai.
Tapi aku seakan menyia-nyaiakan waktu,
Dengan sadar, sudah hampir 2 tahun kuliah diabaikan,
Promil yang masih sekedar wacana,
Dan pencapaian yang sama sekali belum ada hasilnya.
Aku berjalan mengikuti arah mata angin,
Tapi arah mata angin tak mengenali jejakku,
Ia membawaku ke masa yang membuat aku bingung sendiri.
Dan aku lagi-lagi berada dalam situasi ini,
Situasi penyesalan yang hanya sebagai renungan,
Evaluasi yang hanya sekedar obrolan.
Lalu buruknya, esok aku kembali pada situasi yang akan membawaku kepada situasi ini lagi.
Oh My God, ada apa denganku?
~SAZHAH~
Selasa, 19 Juli 2016
Kamis, 28 Mei 2015
Sejak 2011 dan perpisahan daerah, aku masih... Semoga saja :)
Ku katakan padamu duhai surya;
Kau tahu betapa kagumku padanya tak henti sejak itu, "sejak 2011."
Tahun aku merintis penghijrahan segala,
Kau tahu memang bukan karena Dia melainkan dia, hanya dia awalnya.
Tak bisa ku nafikan, karena mata melihat kesima, lalu hati menggema rubah, lalu rubah.
Tapi jalan ini suci, tak bisa dinoda hanya karena lelucon cinta bersemi!
Sudah lama, sudah lama aku tak gubris dia yang mendasar itu,
Karena "perpisahan daerah" yang menghilangkan kedekatan.
Allah tak sudi aku berterus jalan sekedar karenya,
Allah titipkan kepadaku amanah yang besar tiap harinya,
Hingga dia aku lupa, aku lupa benar-benar lupa.
Ku ingat sesekali sewaktu berleha-leha aku dan itu tak melulu
Sulit meleha-lehakan waktu diwaktu-waktu ini.
Kau tahu itu surya, kau tahu...
Namun pagi itu engkau bandel surya!
Pancarmu pagi itu membesitkan rasa yang "sejak 2011" dan "perpisahan daerah,
Yang masih kurawat dengan do'a dan pengharapan saja,
Kepadanya ku teringat; karisma, senyum, dan ah sudahlah!
Keteringatan itu menghantui aku, terus mengotori hati kotorku!
Setan telah menghiasi rinduku,
Pergilah, aku tak mau ingatan itu membius dan melenakan aku!
Datanglah lagi nanti bersama kata-kata yang dinanti dan abadi...
"Ukhti, ikutlah denganku mengurus ruang rumah tangga..."
Dengan lantunan surat Ar-Rahman dan akad keabadian yang disaksikan khalayak insan.
Kalau memang...
Semoga saja, aku hanya pengharap yang terus masih... :)
(Teringat akanmu; 28-05)
~SAZHAH~ 2015