Selasa, 04 November 2014

Gadis Berjilbab yang Ditakuti Anak STM

Pagi ini aku membuka Facebook dan ku dapati pemberitahuan "Nur Afilin menandai anda pada sebuah kiriman dalam Muda 18". Ka Nur Afilin ini adalah seniorku di FLP Jakarta. Dan ketika aku buka ternyata kirimannya seperti ini : "Udah baca ini?
http://wasathon.com/oase/view/2014/11/03/gadis-berjilbab-yang-ditakuti-anak-stm
Rufaidah Sayyidah Al-anshoriyah sedang curhat, kawan-kawan. Curhat bermanfaat insyaAllah, ya Rufai?
Btw, siapa lagi yang tulisannya udah nongkrong di Wasathon punya bang Yons? Share dong link-nya :)." Dan saat aku buka linknya, ternyata itu adalah tulisanku yang aku buat untuk memenuhi tugas dari ka Yons Acmad seorang turor Non Fiksi pada pertemuan hari minggu tanggal 2-10-2014 di taman Langsat. Campur aduk deh rasanya tulisan bisa sampai masuk ke media yang lumayan itu hehe maklum pemula. Tulisan tak berjudul itu pun diberi judul "Gadis berjilbab yang ditakuti anak STM." berikut isi revisinya.

Gadis Berjilbab yang Ditakuti Anak STM

Ditulis : Rufaidah Sazhah, 03 November 2014 | 11:46
Aku menatap layar monitor dengan tatapan penuh bayang. Mundur kebelakang aku ingin bercerita tentang sorang gadis yang tomboynya luar biasa. Bayangkan jika seorang gadis yang memegang kendali pergerakan anak STM sedang dia sekolah di SMK dengan jurusan Adm. Perkantoran. Gedung sekolahnya memang memiliki postur minimalis dan dengan gedung minimalis itu dipaksakan 4 unit bertumpuk  di dalamnya. Tapi untuk seorang gadis yang memegang kuasa pergerakan anak STM itu sungguh unik. Di tambah lagi penutup kepala yang tak pernah ia lepas dan menjadi ciri khas sejak bayi. Aku tidak mau menyebut itu kerudung, karena tidak menutupi dada. Seragam yang lengannya selalu dilipat hingga kesiku, rok yang ngatung dan sepatu laki-laki menutupi mata kaki dengan kaos kaki hitam seperti ciri khas anak STM. Tomboy luar biasa bukan penampilan gadis ini?
Sebenarnya ia tidak pernah menyangka bisa sampai menjadi siswa yang ditakuti semua orang terkhusus anak STM. Saat itu ia baru kelas sepuluh, ia melihat suatu kejanggalan dalam sekolahnya. Setiap pulang sekolah selalu saja dia melihat tiga anak STM masuk dengan modus menggoda anak SMK yang hendak pulang dan hendak masuk. Dia geram dan menegur ketiga anak STM yang ternyata adalah pemegang kuasa yang ditakuti semua siswa terkhusus STM. Roni yang berdiri paling depan menatap sinis ke arahnya, seperti menganggap remeh gadis itu. Tanpa banyak omong gadis itu langsung menonjok muka Roni dan menendang kemaluannya sampai Roni tersungkur jatuh dan kesakitan.
 Kedua temannya itu malah diam dan menggiring Roni untuk keluar dari petak SMK. Sejak kejadian itu kedudukan Roni turun digantikan oleh gadis itu atas dasar keputusan semua anak STM yang merasa malu pemimpinnya dikalahkan oleh seorang gadis. Semua kendali ada di tangannya. STM yang terkenal tawuran mulai surut karena gadis itu tidak suka tawuran, dia lebih senang tanding satu-satu. Lebih jagoan katanya. Walau masih sering saja ada yang rindu dan melakukan tauran tanpa seizin gadis itu. Gadis itulah yang membuat anak STM lebih banyak berkreasi.
Ada yang membuat grup Band yang diselaraskan semuanya bergenre METAL, ada yang membuat komunitas motor yang tiap malam berkumpul di jalan sirkuit sentul, dan ada juga yang rutinan futsal dan membentuk tim futsal yang solid dan banyak menjuarai pertandingan. Dan Gadis itu lebih dominan pada grup Band, ia adalah Vokalis handal yang sedang ramai diperbincangkan oleh pengikut metal di daerahnya. Bandnya mulai  banyak pengikutnya karena vokalisnya seorang gadis berkerudung.
Ketika kelas dua belas awal gadis itu mencoba untuk meleburkan dirinya dalam ajang musik yang diselenggarakan oleh RCTI. Setelah latihan seminggu full hasil yang ia dapat adalah gagal. Frustasilah ia dan mencoba menghibur diri dengan mengikuti tawaran Camp yang diadakan oleh komunitas anak kader dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya adalah kader aktif dalam salah satu partai islam yang berlogo padi dan bulan sabit yang berselingsingan arah berwarna putih, hitam, dan kuning.
Gadis itu benar-benar tertampar oleh setiap materi yang ia ikuti. Malu pula dengan kaka-kaka yang rapih pakaiannya, karena saat itu dialah satu-satunya perempuan berpakaian seperti laki-laki. Yang lain rapi lengkap dengan kerudung paris berlapis-lapis. Sejak saat itu ia mulai berhenti dari rutinitas bernyanyi dalam bandnya. Ia mulai menjajaki dunia Rohis dan langsung dipilih menjadi Mas’ulah oleh pembinanya. Hubungannya dengan anak STM kian hari kian merenggang dan hubungannya dengan Rohis makin harmonis. Rohis yang dulunya sepi anggotapun mendadak ramai hingga bingung mencari mentor.
UN pun usai. Anak-anak STM pun mulai mencium aroma ketidakadilan dari gadis itu. Pada suatu waktu gadis itu mencoba meluangkan waktu untuk bertemu dengan anak-anak STM di tempat biasa mereka berkumpul. Riuh semua anak STM melihat kedatangan pemimpinnya itu. Tanpa ada seruanpun semua mendekat dan merapat. Sesak sekali terasa oleh gadis itu. Gadis yang kini sudah berubah penampilannya. Lebih rapi dengan kerudung tebal dan menutupi dada milik uminya dan baju seragam yang lengannya kini sudah dikancingkan serta rok yang panjang hingga semata kaki.
Semenit setelah semua riuh menyuarakan : “Kemana aja lu bang, sombong banget lu bang sekarang, gile rapih bener lu bang. Dan banyak lagi celoteh-celotehnya.” Gadis itu diam dan semua pun syahdu menunggu pemimpinnya itu bicara. “Maaf kalo gue jarang kumpul 3 bulan ini. kalian tau gue lagi sibuk UN, yang kelas 12 gue yakin kita sama nasibnya. Kalau kalian denger isu gue masuk Rohis gue jawab itu bener. Bahkan sekarang gue jadi ketua ceweknya. Gue mau lebih baik lagi kawan. Gue ga maksa kalian untuk ikutin gue. Kalau duu kita berikrar selalu bersama, untuk yang satu ini gue ga maksa. Gue udah mengundurkan diri jadi vokalis band sejak 3 bulan yang lalu. Kalau dulu gue berdalih break, sekarang gue tegasin gue mundur.” Sontak semua riuh dan gadis itu berteriak. “Tunggu! Gue belom selesai ngomong.” Semuanya pun kembali syahdu dan mendengarkan kembali gadis itu. “Dan mulai detik ini gue juga memutuskan untuk mundur jadi pimpinan kalian. Gue ini cewek dan ga sepantasnya kalian ada di bawah ketiak gue terus. Gue harap kalian bisa terima keputusan gue. Tetep solid dan jangan lupain kisah kita selama 2 tahun ini. Assalamualaikum.” Gadis itu pun berlalu meninggalkan kerumunan anak STM yang masih bingung dengan pernyataan gadis itu.
Usai pernyataan gadis itu, ada yang menjadikannya kesempatan balas dendam. Kendali anak STM diambil alih oleh sang profokator bernama Toni. Ia memanfaatkan kebingungan anak STM untuk mendoktrin kebenciannya kepada gadis itu. Hingga gadis yang disegani oleh anak STM dulu itu kini menjadi turun martabatnya. Tidak ada yang berani melukai gadis itu secara fisik. Bahkan sang profoktaror pun tidak berani. Hanya saja mereka melampiaskan dendam lewat sikap yang tidak lagi bersahabat.
Meludah di depan gadis itu, mencaci maki, dan terakhir ada sebagian anak STM yang menusukan 3 paku kepada ban motor gadis itu seraya menggoreskan bagian depan motornya dengan silet bertuliskan (maaf) “MUNAFIK LU ANJING.” Gadis itu tak gentar dengan segala sikap anak STM yang dulu menghormatinya kini jauh dari kata hormat. Ia tetap fokus pada amanahnya di Rohis sambil terus memperbaiki diri. Hingga akhirnya kebatilan terkalahkan oleh kebaikan. Provokator itu terlalu berlebihan dan otoriter dalam menyuarakan kebenciannya kepada gadis itu. Dia pun tidak bisa berlaku adil hingga solidaritas diantara mereka renggang. Dan sebagian anak STM yang masih memiliki hati nurani memberhentikan diri untuk mencaci dan memusuhi gadis itu. STM terpecah, ada yang mengikuti langkah gadis itu, ada yang tetap ikut dengan provokator itu, dan ada yang tidak berpihak dikeduanya. namun akhirnya semua anak STM kembali bersahabat dengan gadis itu meski tidak mengikuti langkah gadis itu sepenuhnya. Hingga kini gadis itu sudah berkuliah, anak STM itu tetap menghormati bahkan lebih hormat dengan SK Hijab yang menjadi ciri khas gadis itu kini.

Kembali kepada diriku yang kian asik menatap monitor dengan jari yang tak lepas dari keyboard. Kalau kalian tanya siapa gadis itu, maka aku akan jujur mengatakan bahwa itu adalah aku. Aku selalu ingin menuangkan kisah ini dengan genre yang bermacam-macam. Bukan aku ingin membanggaka diriku, bukan! Hanya saja aku selalu menjadi lebih maju kalau aku bercerita tentang kisahku itu. bagaimana pun kisah ini dimatamu, aku hanya ingin membuatmu menjadi lebih maju seperti saat aku menuliskan kisahku ini untukmu (Rufaidah Sazhah/Wasathon.com).